Rabu, 28 Januari 2009

Kegagalan Akses ke Basisdata

Pemasangan artikel Memutihkan Persoalan Hak Intelektual lewat Dalih Sejarah hari Senin lalu dihinggapi perasaan sedikit risau: mekanisme pemutakhiran (update) artikel ke basisdata gagal, akibatnya saya mengalami kesulitan memperbaiki kategori entri tersebut yang kosong dan kemungkinan komentar dari pengunjung tidak dapat diisikan (karena melibatkan proses pemutakhiran ke basisdata). Pesan yang saya terima adalah kode kegagalan 500 Internal Server Error dari server Web Apache dan jika ditelusuri ke error_log yang dihasilkan Apache, satu-satunya informasi yang diberikan adalah Premature end of script.

Saya coba telusuri beberapa rujukan, umumnya disebutkan bahwa persoalan tersebut bersumber dari izin yang dipasang untuk sebuah berkas. Namun pengamatan saya pada mt.cgi yang digunakan oleh Movable Type sebagai “pintu gerbang” semua urusan menghasilkan kondisi yang sudah sesuai: berkas tersebut dapat dieksekusi lewat cara suexec. Semua berkas di bawahnya juga saya periksa lewat perintah ls -l rekursif, hasilnya juga semua dalam kondisi beres. Apakah ada yang berubah dengan konfigurasi di tempat hosting saya?

Sampai akhirnya sehari setelahnya saya baca entri dari mailing list ProNet bahwa Movable Type gagal menggunakan modul DBD::mysql versi terbaru, yang digunakan untuk akses ke basisdata. Modul terbaru ini terbawa secara otomatis oleh CPanel yang banyak digunakan di tempat hosting dan akibatnya terjadi persoalan seperti yang saya jumpai. Di blog ProNet disebutkan bahwa belum jelas persoalan tersebut memang semata-mata dengan DBD::mysql atau terbawa oleh CPanel.

Setelah saya konsultasikan dengan administrator CPanel tempat hosting, saya mendapat keterangan bahwa CPanel mereka beberapa hari lalu dimutakhirkan ke versi Release — sebagai ganti dari versi Stable yang digunakan sebelumnya. Hmm, ini sedikit “bertentangan” dengan prinsip saya yang cenderung konservatif untuk urusan mesin produksi. Saya membiarkan Debian “Woody” Stable bertahun-tahun untuk server Web milik organisasi kami.

Alhasil, karena saya masih perlu cukup waktu untuk tetap menggunakan tempat hosting tersebut, saya urus lagi agar CPanel dikembalikan ke versi Stable dan modul DBD::MySQL saya turunkan versinya menggunakan skrip

Representasi Basis Data Relasional dengan XML

Dalam merepresentasikan basis data
relasional dengan XML terdapat dua hal
yang harus diperhatikan, yaitu: skema
basis data/ struktur tabel dan isi data
yang tersimpan di dalam nya. Langkahlangkah
untuk merepresentasikan basis
data relasional adalah sebagai berikut :
1. Mengubah bentuk tabel menjadi
simpul-simpul dokumen XML
Langkah pertama dimulai dengan
mengubah data dalam tabel ke dalam
struktur dokumen XML. Perincian
bentuk dokumen XML yang
dipergunakan adalah:
o Nama basis data merupakan akar
simpul dokumen XML
o Elemen-elemen yang terletak
satu tingkat di dalam akar simpul
merupakan representasi dari tabel
entitas atau tabel relasi. Format
nama tag elemen-elemen tersebut
: < [nama tabel entitas | relasi] –
table>
o Elemen di dalam elemen entitas/
relasi merupakan representasi
baris-per-baris dari suatu tabel
entitas/ relasi tersebut.
o Elemen-elemen yang terletak di
dalam simpul entitas/ relasi
merupakan representasi dari
atribut suatu entitas/ relasi
tersebut. Di dalam basis data
relasional atribut merupakan
kolom-kolom tabel. Data-data
dalam tabel relasional merupakan
content dari elemen atribut.
2. Memperoleh informasi skema
basis data.
Skema basis data merinci hal-hal yang
bersifat khusus seperti tipe data, relasi,
kardinalitas, constraint, dan key. Salah
satu cara untuk menyimpan skema basis
data dalam bentuk XML adalah melalui
DTD.
Penerapan Representasi Basis
Data Relasional dengan XML
Relasional dengan XML
Dalam merepresentasikan basis data
relasional dengan XML terdapat dua hal
yang harus diperhatikan, yaitu: skema
basis data/ struktur tabel dan isi data
yang tersimpan di dalam nya. Langkahlangkah
untuk merepresentasikan basis
data relasional adalah sebagai berikut :
1. Mengubah bentuk tabel menjadi
simpul-simpul dokumen XML
Langkah pertama dimulai dengan
mengubah data dalam tabel ke dalam
struktur dokumen XML. Perincian
bentuk dokumen XML yang
dipergunakan adalah:
o Nama basis data merupakan akar
simpul dokumen XML
o Elemen-elemen yang terletak
satu tingkat di dalam akar simpul
merupakan representasi dari tabel
entitas atau tabel relasi. Format
nama tag elemen-elemen tersebut
: < [nama tabel entitas | relasi] –
table>
o Elemen di dalam elemen entitas/
relasi merupakan representasi
baris-per-baris dari suatu tabel
entitas/ relasi tersebut.
o Elemen-elemen yang terletak di
dalam simpul entitas/ relasi
merupakan representasi dari
atribut suatu entitas/ relasi
tersebut. Di dalam basis data
relasional atribut merupakan
kolom-kolom tabel. Data-data
dalam tabel relasional merupakan
content dari elemen atribut.
2. Memperoleh informasi skema
basis data.
Skema basis data merinci hal-hal yang
bersifat khusus seperti tipe data, relasi,
kardinalitas, constraint, dan key. Salah
satu cara untuk menyimpan skema basis
data dalam bentuk XML adalah melalui
DTD.

SQL (Structured Query Language)

SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya.

Sejarah SQL dimulai dari artikel seorang peneliti dari IBM bernama EF Codd yang membahas tentang ide pembuatan basis data relasional pada bulan Juni 1970. Artikel ini juga membahas kemungkinan pembuatan bahasa standar untuk mengakses data dalam basis data tersebut. Bahasa tersebut kemudian diberi nama SEQUEL (Structured English Query Language).

Setelah terbitnya artikel tersebut, IBM mengadakan proyek pembuatan basis data relasional berbasis bahasa SEQUEL. Akan tetapi, karena permasalahan hukum mengenai penamaan SEQUEL, IBM pun mengubahnya menjadi SQL. Implementasi basis data relasional dikenal dengan System/R.

Di akhir tahun 1970-an, muncul perusahaan bernama Oracle yang membuat server basis data populer yang bernama sama dengan nama perusahaannya. Dengan naiknya kepopuleran Oracle, maka SQL juga ikut populer sehingga saat ini menjadi standar de facto bahasa dalam manajemen basis data.

Standarisasi SQL dimulai pada tahun 1986, ditandai dengan dikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering disebut dengan SQL86.Standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun 1989 kemudian diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal dengan SQL92. Pada tahun 1999 dikeluarkan standar baru yaitu SQL99 atau disebut juga SQL99, akan tetapi kebanyakan implementasi mereferensi pada SQL92.

Saat ini sebenarnya tidak ada server basis data yang 100% mendukung SQL92. Hal ini disebabkan masing-masing server memiliki dialek masing-masing.

Secara umum, SQL terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi DDL dan DML berbeda untuk tiap sistem manajemen basis data (SMBD)[1], namun secara umum implementasi tiap bahasa ini memiliki bentuk standar yang ditetapkan ANSI. Artikel ini akan menggunakan bentuk paling umum yang dapat digunakan pada kebanyakan SMBD.

Data Definition Language

DDL digunakan untuk mendefinisikan, mengubah, serta menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan dalam basis data, misalnya tabel, view, user, dan sebagainya. Secara umum, DDL yang digunakan adalah CREATE untuk membuat objek baru, USE untuk menggunakan objek, ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada, dan DROP untuk menghapus objek. DDL biasanya digunakan oleh administrator basis data dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data

CREATE

CREATE digunakan untuk membuat basis data maupun objek-objek basis data. SQL yang umum digunakan adalah:

CREATE DATABASE nama_basis_data

CREATE DATABASE membuat sebuah basis data baru.

CREATE TABLE nama_tabel

CREATE TABLE membuat tabel baru pada basis data yang sedang aktif. Secara umum, perintah ini memiliki bentuk

CREATE TABLE [nama_tabel]

(

nama_field1 tipe_data [constraints][,

nama_field2 tipe_data,

...]

)

atau

CREATE TABLE [nama_tabel]

(

nama_field1 tipe_data [,

nama_field2 tipe_data,

...]

[CONSTRAINT nama_field constraints]

)

dengan:

nama_field adalah nama kolom (field) yang akan dibuat. Beberapa sistem manajemen basis data mengizinkan penggunaan spasi dan karakter nonhuruf pada nama kolom.

tipe_data tergantung implementasi sistem manajemen basis data. Misalnya, pada MySQL, tipe data dapat berupa VARCHAR, TEXT, BLOB, ENUM, dan sebagainya.

constraints adalah batasan-batasan yang diberikan untuk tiap kolom. Ini juga tergantung implementasi sistem manajemen basis data, misalnya NOT NULL, UNIQUE, dan sebagainya. Ini dapat digunakan untuk mendefinisikan kunci primer (primary key) dan kunci asing (foreign key).

Satu tabel boleh tidak memiliki kunci primer sama sekali, namun sangat disarankan mendefinisikan paling tidak satu kolom sebagai kunci primer.

Contoh:

CREATE TABLE user (

username VARCHAR(30) CONSTRAINT PRIMARY KEY,

passwd VARCHAR(20) NOT NULL,

tanggal_lahir DATETIME );

akan membuat tabel user seperti berikut:

username

passwd

tanggal_lahir

Data Manipulation Language

DML digunakan untuk memanipulasi data yang ada dalam suatu tabel. Perintah yang umum dilakukan adalah:

SELECT untuk menampilkan data

INSERT untuk menambahkan data baru

UPDATE untuk mengubah data yang sudah ada

DELETE untuk menghapus data

SELECT

SELECT adalah perintah yang paling sering digunakan pada SQL, sehingga terkadang istilah query dirujukkan pada perintah SELECT. SELECT digunakan untuk menampilkan data dari satu atau lebih tabel, biasanya dalam sebuah basis data yang sama. Secara umum, perintah SELECT memiliki bentuk lengkap:

SELECT [nama_tabel|alias.]nama_field1 [AS alias1] [, nama_field2, ...]

FROM nama_tabel1 [AS alias1] [INNER|LEFT|RIGHT JOIN tabel2 ON kondisi_penghubung]

[, nama_tabel3 [AS alias3], ...]

[WHERE kondisi]

[ORDER BY nama_field1 [ASC|DESC][, nama_field2 [ASC|DESC], ...]]

[GROUP BY nama_field1[, nama_field2, ...]]

[HAVING kondisi_aggregat]

dengan:

kondisi adalah syarat yang harus dipenuhi suatu data agar ditampilkan.

kondisi_aggregat adalah syarat khusus untuk fungsi aggregat.

Kondisi dapat dihubungkan dengan operator logika, misalnya AND, OR, dan sebagainya.

Contoh:

Diasumsikan terdapat tabel user yang berisi data sebagai berikut.

username

passwd

tanggal_lahir

jml_transaksi

total_transaksi

Aris

6487AD5EF

09-09-1987

6

10.000

Budi

97AD4erD

01-01-1994

0

0

Charlie

548794654

06-12-1965

24

312.150

Daniel

FLKH947HF

24-04-1980

3

0

Erik

94RER54

17-08-1945

34

50.000

Contoh 1: Tampilkan seluruh data.

SELECT *

FROM user

Contoh 2: Tampilkan pengguna yang tidak pernah bertransaksi.

SELECT *

FROM user

WHERE total_transaksi = 0

Contoh 3: Tampilkan username pengguna yang bertransaksi kurang dari 10 dan nilainya lebih dari 1.000.

SELECT username

FROM user

WHERE jml_transakai < 10 AND total_transaksi > 1000

Contoh 4: Tampilkan total nominal transaksi yang sudah terjadi.

SELECT SUM(total_transaksi) AS total_nominal_transaksi

FROM user

Contoh 5: Tampilkan seluruh data diurutkan berdasarkan jumlah transaksi terbesar ke terkecil.

SELECT *

FROM user

ORDER BY jml_transaksi DESC

Fungsi aggregat

Beberapa SMBD memiliki fungsi aggregat, yaitu fungsi-fungsi khusus yang melibatkan sekelompok data (aggregat). Secara umum fungsi aggregat adalah:

SUM untuk menghitung total nominal data

COUNT untuk menghitung jumlah kemunculan data

AVG untuk menghitung rata-rata sekelompok data

MAX dan MIN untuk mendapatkan nilai maksimum/minimum dari sekelompok data.

Fungsi aggregat digunakan pada bagian SELECT. Syarat untuk fungsi aggregat diletakkan pada bagian HAVING, bukan WHERE.

Subquery

Ada kalanya query dapat menjadi kompleks, terutama jika melibatkan lebih dari satu tabel dan/atau fungsi aggregat. Beberapa SMBD mengizinkan penggunaan subquery. Contoh:

Tampilkan username pengguna yang memiliki jumlah transaksi terbesar.

SELECT username

FROM user

WHERE jml_transaksi =

(

SELECT MAX(jml_transaksi)

FROM user

)

INSERT

Untuk menyimpan data dalam tabel dipergunakan sintaks:

INSERT INTO [NAMA_TABLE] ([DAFTAR_FIELD]) VALUES ([DAFTAR_NILAI])

Contoh:

INSERT INTO TEST (NAMA, ALAMAT, PASSWORD) VALUES ('test', 'alamat', 'pass');

UPDATE

Untuk mengubah data menggunakan sintaks:

UPDATE [NAMA_TABLE] SET [NAMA_KOLOM]=[NILAI] WHERE [KONDISI]

Contoh:

UPDATE Msuser set password="123456" where username="abc"

DELETE FROM TEST WHERE NAMA='test';

Pengenalan ADO.NET (1) – Basisdata

Penggunaan basis data pada sebuah perangkat lunak sebagai tempat untuk menyimpan data merupakan sesuatu hal yang penting. Kemampuan untuk menyimpan, memperoleh, mengubah atau menghapus data dari tempat penyimpanan tersebut merupakan salah satu kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh perangkat lunak tersebut.

Contoh yang paling dekat dari sebuah perangkat lunak yang memerlukan basis data untuk menyimpan data lalu mengolah data tersebut (menambah data baru atau Create, memperoleh data tersebut untuk selanjutnya ditampilkan atau diolah atau disebut juga Retrieve, mengubah data atau Update, dan menghapus data atau Delete – proses-proses ini bisa kita singkat menjadi CRUD) adalah situs yang sedang Anda baca ini, yaitu situs warnaislam.com. Menurut Anda, apakah situs ini membutuhkan basis data untuk menyimpan data-data artikel, penulis, rubrik, atau data lainnya? Jawabnya tentu saya "Iya".

Tulisan ini tidak ditujukan untuk membedah isi perut dari situs ini, tetapi akan lebih spesifik bercerita tentang bagaimana menggunakan basis data pada sebuah perangkat lunak yang dibangun dengan teknologi .NET.

Seperti telah kita ketahui bersama dari artikel perkenalan ini bahwa aplikasi atau perangkat lunak yang berhubungan dengan basis data merupakan salah satu aplikasi yang didukung oleh .NET Framework. Lalu pada artikel berikutnya kita juga telah diperkenalkan pada komponen yang mendukung pembuatan sebuah perangkat lunak untuk dapat berhubungan dengan basis data, yaitu yang disebut ADO.NET.

Pada bagian pertama dari artikel tentang ADO.NET, saya akan memberikan pengantar untuk memahami basisdata relasional.
Pengantar Basis Data Relasional

Sejak pertama kali kita berkenalan dengan contoh-contoh aplikasi yang didukung oleh .NET Framework, sejak itu pula kita telah berkenalan dengan sekumpulan data yang digunakan untuk mendukung aplikasi yang dibuat.

Pada tulisan pertama tentang aplikasi konsol, telah diperkenalkan bagaimana mengakses data berupa daftar penulis dari sebuah file text. Lalu pada tulisan tentang web service, kita sekali lagi menggunakan data daftar penulis yang disimpan di dalam basisdata obyek (tidak akan dibahas disini), dan pada artikel yang lalu mulai diperkenalkan relasi antara data penulis dengan data artikel yang ditulisnya – disimpan di dalam basisdata obyek.

Mari kita perhatikan bagaimana kita bekerja dengan data, bagaimana kita mengelompokan data pada sebuah himpunan tertentu (himpunan data penulis dan himpunan data artikel). Ketika kita mengelompokkan data penulis dalam sebuah file text kita belum bisa menyebutnya sebagai pengelompokkan data dengan atribut tertentu, karena memang hanya satu atribut yang ada di dalamnya (secara implicit) yaitu nama lengkap penulis – walaupun tidak secara eksplisit kita menuliskan atribut “nama lengkap”. Perhatikan kembali dua contoh terakhir, pada tulisan tentang web service kita mulai menggunakan atribut “Nama” dan disimpan di dalam basisdata obyek (akan dibahas pada artikel lain), dan pada tulisan terakhir, pengelompokkan mulai dikembangkan menjadi dua kelompok yang masing-masing memiliki hubungan berbeda

Masih bingung dengan penjelasan diatas? Mari kita kerucutkan istilah-istilah yang ada menjadi: data, pengelompokan dengan hubungan tertentu, dan atribut. Dari istilah-istilah ini, kita dapat menyusun kelompok-kelompok data tersebut menjadi sebuah basisdata relasional.

Basisdata relasional merupakan basisdata yang menggambarkan keterhubungan antara data berdasarkan atribut yang sama-sama dimiliki oleh data tersebut. Pengelompokkan ini menggunakan hubungan (relasi) yang sama yang ada diantara data tersebut – hubungan penulis yang memiliki atribut “Nama Awal” dan “Nama Akhir”, hubungan artikel yang memiliki atribut “Penulis” dan “Judul”. Oleh karena itu istilahnya disebut sebagai basidata relasional.[1]

Pada artikel sebelumnya juga kita lihat bahwa secara fisik, sumber data yang digunakan (file text atau basisdata obyek) ditulis pada sebuah file yang disimpan pada computer. Lalu aplikasi secara langsung melakukan pengoperasian terhadap file tersebut. Tetapi pada basisdata relasional, semua operasi untuk manipulasi data tidak dilakukan secara langsung, melainkan oleh system yang terpisah dari aplikasi dan merupakan kesatuan pada basisdata tersebut – disebut sebagai Database Management System (DBMS). Contoh dari DBMS yang banyak dikenal adalah: Microsoft SQL Server, Microsoft Access, Oracle, DB2, MySQL, PostgreSQL dan masih banyak lagi DBMS lainnya.
Table sebagai Unit Basisdata Relasional

Sebuah data penulis yang memiliki atribut “Nama Awal” dan “Nama Akhir” disebut sebagai tuple, dalam sebuah table sebagai unit dari basisdata relasional biasanya terdapat lebih dari satu tuple yang antara tuple yang satu dan lainnya memiliki hubungan yang sama, yaitu memiliki sekelompok atribut yang sama. Dalam table, tuple biasanya disebut sebagai sebuah row dan atribut disebut sebagai column.


Berikut ini kita dapat lihat relasi dari artikel yang ditulis – kita sebut saja sebagai table Artikel – terdiri dari atribut “Nawa Awal”, "Nama Akhir" dan “Judul”:



Primary Key

Nilai dari satu atau lebih atribut dalam sebuah row dapat digunakan sebagai identitas untuk row tersebut. Hal ini berguna ketika kita akan melakukan operasi untuk mendapatkan data tertentu dari sebuah table. Misalkan kita ingin mendapatkan informasi tentang penulis yang memiliki “Nama Awal” dan “Nama Akhir” Basirudin dan Rachman, maka bisa saja kita jadikan “Nama Awal” dan “Nama Akhir” sebagai identitas yang unik untuk table tersebut. Atribut yang dijadikan identitas yang unik ini yang disebut sebagai Primary Key (PK).

Jika kita perhatikan kembali table Penulis tersebut, apa yang kita jadikan sebuah identitas yang unik masih dapat menimbulkan masalah. Pertanyaannya adalah, apakah nama Basirudin Rachman merupakan nilai yang unik? Bagaimana bila ada lebih dari satu orang penulis dengan nama yang sama? Dari sini dapat kita lihat, kombinasi “Nama Awal” dan “Nama Akhir” tidak dapat kita jadikan sebagai identitas untuk setiap data di dalam row pada table Penulis.

Dalam sebuah DBMS ada beberapa solusi yang ditawarkan untuk masalah seperti ini dengan menambahkan satu atribut lain yang dipastikan unik untuk menjadi PK. Analoginya adalah seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang kita miliki, dimana disitu nomor KTP menjadi identitas yang unik bagi setiap pemiliknya. Di dalam DBMS biasanya sebuah nilai numerik bisa dijadikan sebagai identitas, juga terdapat apa yang disebut GUID[2] yang dapat dijadikan identitas.
Normalisasi

Mari kita perhatikan table Artikel dimana terlihat nama dari setiap penulis yang memiliki lebih dari satu artikel dituliskan kembali sebanyak artikel yang ditulisnya. Hal ini disebut sebagai duplikasi data yang dapat menimbulkan ketidakefisienan dalam hal sumber daya yang dibutuhkan untuk menyimpannya di dalam sebuah media penyimpanan yang digunakan oleh DBMS (misalnya Hard Drive). Permasalahan lain yang dapat timbul karena duplikasi adalah kemungkinan terjadinya ketidakkonsistenan data yang dapat menimbulkan hilangnya keutuhan dari data tersebut.



Beberapa anomaly yang dapat terjadi ketika sebuah table tidak dinormalisasi[3]:

1. Anomali update, beberapa informasi yang sama dapat disimpan dalam beberapa row. Beberapa informasi yang sama ini bisa menjadi identitas bagi row tersebut. Tetapi apabila terjadi perubahan pada sebuah atribut yang merupakan bagian dari identitas row maka semua row yang memiliki identitas yang sama juga harus dirubah. Apabila proses perubahan hanya dilakukan pada sebagian dari semua row yang memiliki identitas yang sama maka akan terjadi ketidakkonsistenan pada table terserbut. Contoh apabila pada table Artikel, ada perubahan pada atribut “Nama Akhir” dari Basirudin Rachman, maka semua row yang dimiliki oleh Basirudin Rachman juga harus diubah jika satu row saja tidak dirubah maka akan terjadi kondisi yang disebut dengan anomali update.

2.Anomali insertion, apabila warnaislam.com menambahkan penulis baru pada table Artikel maka diharapkan penulis tersebut telah memiliki artikel yang telah ditulisnya sehingga judul artikel tersebut dapat dimasukkan pada atribut “Judul”. Tetapi bisa saja ada penulis baru yang memang belum menuliskan artikel apapun pada situs ini tetapi akan dimasukkan ke dalam daftar penulis

3.Anomali deletion, apabila sebagian informasi dari sebuah data (row) ingin dihapus, tetapi pada kenyataannya akan menghapus seluruh informasi dari data tersebut

basis data atau database

Basis data atau database PDF Print E-mail
Written by admin

Basis data atau database

Kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, tersimpan di hardware komputer dan dengan software untuk melakukan manipulasi untuk kegunaan tertentu Ada juga yang mendefinisikan basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut

Alasan Perlunya Database

· Basis data merupakan salah satu komponen penting dalam system informasi, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi.

· Basis data menentukan kualitas informasi : akurat, tepat pada waktunya dan relevan. Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

· Basis data mengurangi duplikasi data (data redudancy).

· Dengan mengaplikasikan basis data hubungan data dapat ditingkatkan.

· Basis data dapat mengurangi pemborosan tempat simpanan luar.

Bahasa basis data

Bahasa basis data terdiri atas

Data Definition Language (DDL), merujuk pada kumpulan perintah yang dapat digunakan untuk mendefinisikan objek – objek basis data, seperti membuat sebuah tabel basis data atau indeks primer atau sekunder.

Data Manipulation Language (DML), mengacu pada kumpulan perintah yang dapat digunakan untuk melakukan manipulasi data, seperti penyimpanan data ke suatu tabel, kemudian mengubahnya dan menghapusnya atau hanya sekedar menampilkannya kembali.

Objektif Basis Data

Secara lebih lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut

a. Kecepatan dan kemudahan (Speed)

b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)

c. Keakuratan (Accuracy)

d. Ketersediaan (Avaibility)

e. Kelengkapan (Completeness)

f. Keamanan (Security)

g. Kebersamaan pemakaian (Sharability)

SQL (Structured Query Language)

SQL adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan database. Menurut ANSI (American National Standards Institute), bahasa ini merupakan standar untuk relational database management systems (RDBMS):

Pernyataan-pernyataan SQL digunakan untuk melakukan beberapa tugas seperti : update data pada database atau menampilkan data dari database. Hampir semua software database mengimplementasikan bahasa SQL sebagai komponen utama dari produknya, salah satunya MySQL.

MySQL

Untuk melakukan administrasi dalam basis data MySQL, dapat menggunakan modul yang sudah termasuk yaitu command-line (perintah: mysql dan mysqladmin). Juga dapat di-download dari situs MySQL yaitu sebuah modul berbasis grafik (GUI): MySQL Administrator dan MySQL Query Browser. Selain itu terdapat juga sebuah perangkat lunak gratis untuk administrasi basis data MySQL berbasis web yang sangat populer yaitu phpMyAdmin. Untuk perangkat lunak untuk administrasi basis data MySQL yang dijual secara komersial antara lain: MySQL front, Navicat dan EMS SQL Manager for MySQL

Perintah dasar MySQL

Bahasa SQL memiliki struktur yang mudah dipahami karena perintah – perintahnya pada dasarnya dibuat dari bahasa Inggris. Sehingga kita dapat melakukan perintah – perintah SQL ke dalam database MySQL, yaitu

a. Memasukkan atau menambah record baru ke dalam database.

b. Mengeksekusi query database

c. Mengambil data dari database

d. Mengubah record pada database

e. Menghapus record pada database

Perintah SQL dapat diketik dengan huruf besar atau kecil (non case sensitive). Setelah selesai mengetik perintah di MySQL harus diakhiri dengan tanda titik koma sebagai penanda akhir dari perintah MySQL. Perintah SQL dapat diketik dengan huruf besar atau kecil (non case sensitive). Setelah selesai mengetik perintah di MySQL harus diakhiri dengan tanda titik koma sebagai penanda akhir dari perintah MySQL.

Selasa, 20 Januari 2009

Sistem Manajement Basis Data

Sebuah sistem manajemen basisdata relasional atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai relational database management system (RDBMS) adalah sebuah program komputer (atau secara lebih tipikal adalah seperangkat program komputer) yang didisain untuk mengatur/memanajemen sebuah basisdata sebagai sekumpulan data yang disimpan secara terstruktur, dan melakukan operasi-operasi atas data atas permintaan penggunanya. Contoh penggunaan DBMS ada banyak sekali dan dalam berbagai bidang kerja, misalnya akuntansi, manajemen sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Meskipun pada awalnya DBMS hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan berskala besar yang memiliki perangkat komputer yang sesuai dengan spesifikasi standar yang dibutuhkan (pada saat itu standar yang diminta dapat dikatakan sangat tinggi) untuk mendukung jumlah data yang besar, saat ini implementasinya sudah sangat banyak dan adaptatif dengan kebutuhan spesifikasi data yang rasional sehinggal dapat dimiliki dan diimplementasikan oleh segala kalangan sebagai bagian dari investasi perusahaan.